Metode Smart Bowling Penyalur Keaktifan Anak

Oleh : Taufik Abdullah (Tim Pusat Pengembangan Sekolah & Tenaga Pendidik Makmal Pendidikan – Dompet Dhuafa / @pendidikberpena) 

Guru sering menemukan fenomena siswa yang tampaknya sulit menerima pelajaran, bahkan melihat siswa yang lesu atau tidak semangat saat pembelajaran. Saat menghadapinya, kadang guru sering  menganggap bahwa titik masalah berada pada siswa.  Menganggap bahwa siswa-siswa tersebut adalah tipikal individu yang slow learner atau lamban belajar? 

Pernahkah kita berpikir bahwa kesalahan justru berada pada guru, guru yang memberi dan memfasilitasi pembelajaran. Mari sedikit merendahkan hati dan mencoba berpikir bahwa kita sebagai guru masih harus bebenah diri demi anak didik. Sebagai guru, saat kita menganggap bahwa kita baik-baik saja dan tidak perlu bebenah diri dalam menjalankan amanah, maka jangan pernah berharap tinggi kepada anak-anak didik. 

Melihat anak yang sulit menerima pelajaran, lesu atau tidak semangat saat proses pembelajaran mengharuskan guru mengahadirkan metode pembelajaran yang menarik sehingga dapat memicu rasa ingin tahu siswa. Ketika dua hal ini bisa dilakukan guru, maka pembelajaran di kelas akan menyenangkan. Bukankah dengan melakukan hal itu membuat guru disukai oleh murid dan membuat pekerjaan menjadi terasa mudah dan menyenangkan. 

Menghadirkan pembelajaran menarik dan menyenangkan memang tidak mudah. Hal inipun saya rasakan ketika menjadi seorang guru di pedalaman lampung satu tahun lalu. Terlebih lagi saya bukan lulusan guru, justru hal ini mengharuskan saya untuk terus belajar. Untuk menghadirkan metode yang menyenangkan dan kreatif, perlu  ada rasa cinta dulu terhadap profesi guru, guru harus mengetahui tentang psikologi anak usia sekolah dasar. Dunia anak sarat dengan keingintahuan yang teramat besar, menuntut guru memberikan cara mengajar yang kreatif. Melihat dunia anak yang mempunyai  kenistetik besar membuat saya berupaya menyalurkan keaktifan anak-anak tidak hanya diluar dalam kelas, tapi juga saat belajar di kelas. Saya menamakannya metode Smart Bowling.  Metode ini saya gunakan ketika mengajar bahasa Inggris. Metode ini juga  mengharuskan guru untuk membuat media pembelajaran, medianya sangat mudah cukup dari bahan bekas seperti Kaleng susu atau botol susu. Kaleng susu atau botol susu itu dihias biar lebih menarik, bisa dengan kain flannel atau lainnya. Di bagian badan kaleng atau botol susu tadi di tuliskan kosa kata atau vocabulary yang nanti akan dihafal oleh siswa. Anak-anak dapat menambah kosa kata bahasa Inggris melalui metode ini. 

Menggunakan metode ini cukup sederhana, persis seperti permainan Bowling. Kaleng atau botol susu yang sudah dihias dan dibubuhi kosa kata tadi dijejerkan di depan kelas. Kemudian anak-anak dibagi kedalam 2 tim (bisa lebih). Masing-masing tim mendapat kesempatan untuk melempar kaleng atau botol susu tadi dari jarak yang sudah disepakati. Kaleng atau botol yang terjatuh diambil kemudian ambil dan diambil dan membacakan arti dari kosa kata yang ada di botol atau kaleng susu tadi.


Metode ini cukup mendukung kegiatan anak yang cenderung tidak bisa diam. Dengan metode ini kenestetik mereka tersalurkan, anak-anak juga senang belajar sambil bermain. Sikap aktif merupakan karakter yang sulit lepas dari mereka, tak jarang sikap ini bisa berakhir buruk jika tidak diarahkan. Tugas guru dan orang dewasalah agar sikap ini bermanfaat. Belajar dengan rasa senang membuat anak-anak menyenangi proses belajar. Kondisi inilah yang menjadi pemicu untuk tak lelah menemani mereka. 

Saya selalu percaya, setiap anak terlahir dengan kecerdasan dan keistimewaannya masing-masing. Tugas guru adalah mengasah, membimbing, melejitkan bakat dan keistimewaan yang mereka miliki. 

(blog penulis : pendidikberpena.wordpress.com) 

0 comments:

Copyright © 2013 Sketsa Jogja and Blogger Templates - Anime OST.